Pandeglang, Teropongnews.id- Dinas kesehatan Provinsi Banten Gelar Program gizi dalam penanganan stunting dengan integrasi layanan primer Tingkat Provinsi Banten yang di selenggarakan di Desa kadu Gemlo Kecamatan Kadu Hejo kabupaten pandeglang Rabu (6/11/24).
Kegiatan tersebut di selenggarakan, bertujuan untuk meningkatkan statys gizi masyarakat dan menurunkan angka stunting melalui pendekatan komprehenshif dan berkesinambungan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS Menjelaskan, Program ini mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan dasar seperti pos yandu, puskesmas dan layanan ibu dan anak unyuk memastikan akses yang lebih luas dan mudah bagi masyarakat tetutama kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi dan balita.
Pendekatan integritas ini meliputi pemantauan pertumbuhan pemberian makanan tambahan serta Edukasi gizi yang intensif bagi keluarga selain itu melalui kolaborasi antar sektor. Ucapnya.
Ati melanjutkan, program ini juga melibatkan peran aktif, komunitas kader kesehatan serta lembaga pendidikan dan sosial. Hasil yang di harapkan adalah terciptanya lingkungan yang mendukung pertumbuhan optimal anak sert. Penurunan prevalensi stunting secara signifikan.Tuturnya.
“Sosialisasi ini adalah langkah awal yang baik. Masih banyak yang belum mengerti betul apa itu stunting dan dampaknya bagi masa depan anak-anak kita. Edukasi yang diberikan di lapangan akan sangat membantu,” ujar Ati.
Ia berharap program serupa terus diperluas, sehingga pemahaman tentang gizi dan cara mencegah stunting bisa tersebar lebih luas lagi.
Salah satu materi yang disampaikan, menyoroti pentingnya perubahan pola makan masyarakat, terutama dalam menghindari makanan kemasan dan ultra-proses yang kini lebih sering dikonsumsi.
“Makanan sehat adalah makanan alami yang tidak melalui proses berlebihan. Sayuran, buah, dan umbi-umbian adalah contoh makanan sehat yang sangat baik bagi tumbuh kembang anak,” ujar Ati.
Ia menambahkan, kebiasaan mengonsumsi makanan kemasan yang tinggi bahan pengawet atau gula tambahan dapat mengganggu proses pencernaan anak dan menghambat perkembangan mereka.
Selain itu, Ati juga menekankan pentingnya variasi sumber karbohidrat dalam pola makan. Masyarakat sering kali hanya mengandalkan nasi sebagai sumber utama karbohidrat, padahal ada banyak pilihan sehat lainnya, seperti kentang, ubi, dan umbi-umbian. Dengan variasi tersebut, pencernaan anak akan lebih terlatih, dan asupan gizi dapat diserap dengan lebih optimal.
“Penting bagi kita untuk mengenalkan variasi makanan pada anak-anak, agar mereka mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Tidak hanya nasi, tapi juga kentang dan umbi-umbian bisa menjadi pilihan karbohidrat yang baik,” .
Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya di Kabupaten Pandeglang, mengenai pentingnya pola makan sehat dalam upaya mencegah stunting.(***)