SERANG, teropongbanten.id – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) kembali meresmikan buah pembangunan yang dilakukannya selama hampir lima tahun menjabat. Setelah beberapa minggu yang lalu meresmikan Gedung 8 Lantai RSUD Banten, kemudian beberapa hari kemarin dilakukan peresmian Masjid negeri di atas awan, Rahmatan lil ‘Alamin dan juga Jembatan Ciberang, serta hari Selasa (29/3/2022), Gubernur Banten kembali meresmikan jembatan Aria Wangsakara atau jembatan Bogeg.
Jembatan Aria Wangsakara merupakan jembatan dengan hiasan ornamen batik etnik terbesar. Hal itu terbukti dengan pemberian rekor dunia Muri yang diberikan oleh Musium Rekor Dunia-Indonesia. Persembahan jembatan ini, diberikan kepada seluruh masyarakat Banten.
Gubernur WH dalam sambutannya berharap mudah-mudahan keberadaan jembatan yang sangat lebar dan megah ini bisa memberi manfaat sebagai sarana transportasi masyarakat Banten, tanpa mengurangi jembatan Bogeg yang lama.
“Sebagai bentuk penghargaan kami kepada jasa Pahlawan Nasional, jembatan ini dinamakan menjadi jembatan Aria Wangsakara,” ujarnya.
Gubernur menjelaskan, Aria Wangsakara merupakan pahlawan nasional, menantunya Sultan Abdul Mufakir, cucu dari Prabu Surosowan, serta aktif juga sebagai imam besar sekaligus ulama besar kala itu.
“Beliau ditugaskan oleh Sultan untuk mempertahankan perbatasan Tangerang melawan Belanda. Aktivitas dan sepak terjangnya juga sudah tidak diragukan lagi, kemudian beliau dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional,” ungkap Gubernur WH.
Selain membangun Jembatan Aria Wangsakara, lanjut WH, Pemprov Banten juga akan melakukan pelebaran ruas jalan Syeh Nawawi Albantani dari Terminal sampai Palima. Selain itu, akan dibangun juga ruas jalan dari Cikeusal sampai Kawasan Pusat pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).
“Lalu kemudian pelebaran jalan Baros, sampai tembus ke Banten International Stadium (BIS), sebagai stadion paling megah yang bisa dinikmati oleh masyarakat Banten nantinya,” ucapnya.
Dalam kurun waktu lima tahun ini, Pemprov Banten sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,4 triliun untuk pembangunan jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan Provinsi. Semua infrastruktur itu saat ini kondisinya sudah baik, bagus dan mantap.
“Semua pembangunan infrastruktur jalan yang menjadi kewenangan Provinsi sudah hampir selesai semua menjadi mantap. Bagi masyarakat yang akan menuju ke Lebak, Bayah, Sumur itu jalannya sudah mantap, cor semua. Hasilnya sekarang sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Banten, termasuk juga pembangunan dua RSUD di Labuan dan Cilograng,” jelasnya.
WH mengungkapkan, Pemprov Banten selama ini telah banyak membantu pembangunan di berbagai sudut desa dan kota, termasuk kawasan Banten Lama yang sudah dilakukan revitalisasi, selanjutnya Caringin yang akan juga dipercantik. Berbagai pembangunan itu akan terus dilakukan, guna mengubah peradaban baru masyarakat Banten yang lebih maju.
“Ada kebanggaan bagi kita. Ketika orang bicara stadion, kita punya yang paling bagus dan megah. Ketika orang bicara tempat ziarah, kita punya yang paling bagus dan nyaman. Ketika bertanya tentang jembatan, kita punya yang paling bagus dan kokoh juga. Jadi kita sekarang harus bangga menjadi warga Banten,” tuturnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Arlan Marzan menambahkan, pembangunan jembatan ini berada di ruas jalan Palima atau dikenal dengan ruas jalan Syeh Nawawi Albantani.
Ruas jalan ini membentang sepanjang 10,3 kilometer. Dimana jalan ini merupakan akses di Kota Serang yang menghubungkan berbagai pusat kegiatan dari terminal, Polda Banten, KP3B, Kantor Kejati Banten, Sport Center atau Banten International Stadium (BIS), kawasan pendidikan, bendungan Sindang Heula dan RSUD Banten. Jalan ini juga merupakan jalan arteri, menuju Kabupaten Pandeglang dan Lebak.
“Kondisi jembatan Bogeg yang lama dengan lebar yang cukup sempit hanya 5 meter kondisinya kurang mendukung terhadap lalu lintas transportasi, bahkan menjadi salah satu penyebab kemacetan yang parah yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat Banten, khususnya Kota Serang,” ujarnya.
Atas permasalahan itu, pembangunan jembatan baru ini, berdasarkan arahan dari Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, pembangunan jembatan ini menjadi program skala prioritas pembangunan daerah.
“Jembatan ini membentang sepanjang 90 meter dengan lebar jembatan 33,8 meter dengan jumlah lajur sebanyak delapan lajur untuk dua arah. Yang Insya Allah jembatan ini akan menjadi jembatan terlebar di Indonesia,” katanya.
Kontraktor pelaksana pembangunan jembatan ini, tambah Arlan, adalah PT Pembangunan Perumahan (PP) (Persero) Tbk, dengan konsultan pengawas PT Anugrah Prida Pradana dan PT Dwi Karsa dengan nilai kontrak sebesar Rp164,9 miliar menggunakan konstruksi steel box.
“Untuk ornamen jembatan yang digunakan motif batik Banten Singayaksa dan Mandalika. Serta pada railing jembatan menggunakan motif Banten Pamarangge,” tuturnya.
Proses pelaksanaan pembangunan ini, diakui Arlan, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Hal itu sangat mempengaruhi proses pelaksanaan kontruksi baik secara teknis maupun non teknis.
“Namun atas arahan dari pak Gubernur dan pak Wagub, Alhamdulillah semua itu bisa teratasi dengan baik,” pungkasnya.
Peresmian jembatan Aria Wangsakara itu dilakukan langsung oleh Gubernur Banten Wahidin Halim yang ditandai dengan penabuhan bedug secara bersamaan yang kemudian dilanjutkan dengan penandatangan prasasti.
Selain itu, prosesi peresmian jembatan Aria Wangsakara ini juga turun dihadiri oleh ratusan masyarakat yang begitu antusias mengikuti dengan seksama, menyatu dengan para tamu undangan serta dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan. Karena pada intinya, Gubernur WH tidak ingin ada skat antara pemimpin dengan rakyatnya. (Advertorial)