Serang,Teropongnews.id- Anggota Dewan banyak yang menggadaikan SK bukti bahwa menjadi wakil rakyat butuh biaya politik yang mahal, disisi lain juga menunjukkan obsesi dirinya amat tinggi menjadi anggota dewan karena soal pendapatan saja ketimbang mewakili rakyat dan menyerap aspirasi rakyat untuk kebijakan.
Ramai-ramai gadai SK semestinya juga tidak diijinkan oleh pihak Bank, karena disinyalir pihak Bank memanfaatkan momentum pelantikan dengan turunnya SK untuk memberikan pinjaman lunak, ini patut dicurigai adanya upaya komersil Bank dalam memanfaatkan momentum.
Jelas, anggota Dewan menggadaikan SK ditenggarai untuk tujuan meningkatkan taraf hidup dan gaya hidup hedonnya. Ujungnya, memungkinkan terlilit hutang minimal euforia karena jabatan, kenaikan “kelas” hidup, muaranya ketika sudah keluar biaya besar di awal kampanye, lalu gaya hidupnya berubah, dapat menghasilkan awal dari bibit korupsi, minimal adanya upaya mencari cara agar modal balik plus keuntungan, dengan cara memanfaatkan mitra kerja Anggota Dewan, ini awal mula perilaku buruk anggota dewan.
Sisi lain, faktor korupsi juga dipicu oleh selain ia terlilit biaya kampanye, melakukan pinjaman Bank, juga gaya hidup berubah, sampai fakta bahwa anggota-anggota dewan penyumbang kegiatan partai politiknya. Dapat dipastikan anggota dewan minimal akan terus menjadi penyumbang tetap, penyumbang dengan angka lumayan, intinya dikenakan iuran sebagai kader terpilih untuk membiayai kendaraan politik partai politiknya, sekitar 10-20 persen, diluar agenda-agenda kegiatan partai politik. Jadi, anggota dewan mengalami fakta uang, akan mengganggu kinerjanya.(**)
Anggota Dewan Terpilih Ramai Gadai SK?
85