Teropong News
Teropong News
Selasa, Mei 24, 2022
  • Infrastruktur
  • Regional
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Hukum
Teropong News
Teropong News
  • Infrastruktur
  • Regional
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Hukum
Copyright 2021 - All Right Reserved
Hukum

Ini Penyebab 3 Pegawai PT Cemindo Gemilang Di Usir Warga

by Teropong News 23 Februari 2022
written by Teropong News 23 Februari 2022

LEBAK,teropongnews.id- Sejumlah warga Cinangga Lebak, Desa Bayah Timur mengusir pegawai PT. Cemindo yang akan mengukur dampak getaran blasting aktivitas perusahaan.

Dari video berdurasi 22 detik yang diterima, ada tiga pegawai PT. Cemindo dengan menggunakan kemeja warna merah dan coklat diusur oleh warga.

Aksi itu sebagai bentuk kekecewaan warga lantaran getaran blasting yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan, membuat rumah warga retak-retak.

Eka, salah satu warga Cinangga Lebak mengatakan, pengusiran bentuk protes dan kekecewaan warga terhadap pihak perusahaan yang dinilai ‘cuek bebek’ terhadap dampak lingkungan penambangan.

“Diusur, saja. Kalau dampak sudah ada rumah sudah retak. Dampak kekecewaan warga terhadap PT, kami merasa dirugigakan,” katanya saat dihubungi, Rabu (23/2/2022).

Menurutnya, pegawai perusahaan itu hendak mendeteksi getaran blasting. Pengukuran itu dinilai tidak berguna lantaran rumah warga sudah mengalami retak.

“Mau mendeteksi getaran pake alat deteksi getaran, mau ngebalsting. Padahal ngapain dicek padahal sudah ada bukti rumah retak,” ungkapnya.

Ia mengaku, bantuan dari perusahaan sempat ada sekitar tiga tahun yang lalu, meskipun hanya dengan ala kadarnya.

“Ada mah ada dulu tiga atau empat tahun ke belakang, cuma gitu doang berbentuk pakai semen ala kadarnya,” tuturnya.

Eka berujar, kerugian warga bukan hanya saja rumah retak, bahkan hektaran sawah yang berdekatan dengan lokasi perusahaan mengalami kekeringan.

Akibatnya, warga kerap mengalami puso lantaran tidak ada pasokan air. Selain itu, terdapat tanah warga yang belum dibeli, sudah terdampak oleh karang.

“Belum ada jaminan, sejak kita aksi tidak ada konfirmasi. Warga mah inginnya kerugian dari sawah kekeringan ingin diganti nilainya sesuai dengan hasil panen. Ada tanah yang belum kebayar udah terganggu dengan karang, PT cemindo tidak ada pengertian, ini bukan rekayasa, cerita asli warga Cinangga Lebak,” ujarnya.

Ia menerangkan, warga akan tetap menggelar aksi pengusiran petugas perusahaan sebelum tuntutan ganti rugi dikabulkan.

“Banyak dirugikannya, rumah retak, lahan terganggu, panen padi setahun dua kali, sekarang satu kali susah. Harapan warga mah ingin ganti rugi,” tutupnya.

Sementara Budi Supriadi dari Komunitas Peduli Informasi Lingkungan Hidup dan Pertambangan (KOPIHITAM), menyangkan langkah penanganan dampak lingkungan dari perusahaan. Sehingga menurutnya wajar masyarakat menolak bahkan mengusir pegawai PT Cemindo Gemilang Tbk.

Menurut Budi, seharusnya yang datang mengatasi dampak lingkungan tersebut adalah PT. Lebak Energi Nusantara sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi, bukan pihak lain seperti PT. Cemindo Gemilang Tbk..

Jika pun ada saham PT. Cemindo Gemilang Tbk., Sebesar 49% di PT. Lebak Energi Nusantara tetap secara aturan pertambangan yang memiliki kewajiban tanggungjawab sosial dan lingkungan adalah PT. Lebak Energi Nusantara.

“Wajar masyarakat mengusir, karena yang datang dalih pengukuran getaran pihak PT. Cemindo Gemilang Tbk., Bukan PT. Lebak Energi Nusantara, selain itu Pengendalian dampak lingkungan terhadap masyarakat Cinangga Lebak tidak direspon, padahal sudah ada mediasi sebelumnya, seharusnya yang tampil di depan PT. Lebak Energi Nusantara atas dampak ini” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bayah Timur, Rafik Rahmat Taufik menilai aksi pengusiran warga sangat wajar. Mereka hanya ingin menuntut dampak negatif dari aktivitas perusahaan.

“Wajar warga melakukan pengusiran, karena kedatangan pegawai Cemindo mengukur efek blasting, kenapa diukur? Bukan lagi saatnya diukur, karena keluhannya sudah dari dulu, rumah retak,” terangnya.

Menurut Rafik, yang ditunggu warga bukan lagi pengukuran dampak getaran blasting karena sudah ada bukti rumah retak.

Saat ini, pihak perusahaan harus memiliki solusi terbaik atas kerugian yang diterima warga akibat aktivitas blasting.

“Yang ditunggu warga solusi terbaiknya apa untuk dampak negatif yang dirasakan warga, rumah retak, sawah kering, bukan diukur lagi, diukur lagi,” paparnya.

Di sisi lain, pegawai Cemindo tidak melakukan koordinasi dengan pihak desa atas kegiatan perusahaan di wilayah Desa Bayah Timur.

“Kedatangan pegawai tidak koordinasi dengan desa, bagaimana pun perusahaan lembaga, desa juga lembaga, harus ada koordinasi. Cemindo bukan perseorangan, minimal ada pemberitahuan. Kita juga kalau mau masuk perusahaan harus izin. Mereka juga sama, harus izin ketika mau masuk ke desa. Semua ada prosedur dan saling menghargai,” tukasnya. (***)

Share 0 FacebookTwitterPinterestEmail

ALIPP DESAK KAJATI BANTEN TUNTASKAN KASUS PEMBEBASAN LAHAN SPORT CENTRE

9 Mei 2022

13 Orang Pelaku Pungli Dibekuk Satreskrim Polresta Serang

3 Mei 2022

Pembobolan Kas Pajak : ALIPP Desak Kejati Banten Periksa Kepala Samsat Kelapa Dua

23 April 2022

Pembobol Kas Pajak Samsat Kelapa Dua, Kejati Banten Tetapkan 4 Tersangka

23 April 2022

Diduga Penyalahgunaan BTT, LSM Jambakk Gelar UNRAS Desak Kejati Periksa Kasatpol PP Banten

14 April 2022

Mahasiswa Yang Tergabung HMPB Gelar Aksi, Desak Kejati Tindaklanjuti Laporan KMSB

14 April 2022

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

POPULER

  • Desa Bayah Timur Mendapat Bantuan Dana CSR dari BUMN

    14 Maret 2022
  • Dirut Bank Banten Tegaskan Layanan Digital Segera Diluncurkan

    8 Maret 2022
  • Gema Ramadhan,Indah Kiat Giat Bantu Masyarakat Salurkan Ribuan Liter Migor Murah

    21 April 2022
  • Pasca Gubernur Banten Resmikan Jembatan Aria Wangsakara,Aktivitas Masyarakat Menjadi Lancar

    7 April 2022
  • Kadis Dikbud Banten Tetapkan Kawasan BSD Serpong Sebagai Kawasan Pendidikan

    14 April 2022
Teropong News
  • Infrastruktur
  • Regional
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Hukum